Meskipun tidak seluruh komponennya asli Indonesia, tetap saja desain hingga perakitan, seluruhnya dikerjakan oleh tangan-tangan ahli bangsa Indonesia. Sepertinya, karena keadaan sarana transportasi di negara ini yang tidak begitu bagus, seperti kemacetan di kota besar, dan jalan jelek di daerah pedesaan, dibuatlah mobil yang sesuai untuk itu. Bisa dilihat dari bentuknya yang kecil, atau kemampuannya yang kuat di segala bidang. Berikut ke 8 mobil yang layak ditampilkan tersebut :
Mobil Kancil
Kancil (singkatan dari Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah) merupakan merek dagang terdaftar dari sebuah kendaraan angkutan bermotor roda empat yang didesain, diproduksi dan dipasarkan oleh PT. KANCIL (singkatan dari Karunia Abadi Niaga Citra Indah Lestari). Pernah diharapkan sebagai pengganti (peremajaan) bajaj dan bemo karena keduanya tidak diizinkan untuk bertambah jumlahnya atau diproduksi di wilayah Jakarta.
Mobil Esemka
Mobil yang satu ini hebatnya justru dibuat oleh para siswa SMK. Mobil Esemka memiliki 5 jenis varian yakni SUV, pick up double cabin, sedan, pick up single cabin, dan van. Gambar di atas merupakan Mobil Esemka SUV buatan siswa-siswa SMK 1 Singosari Malang yang dikerjakan tidak kurang dari 50 siswa SMK Singosari Malang dan menghabiskan biaya sebesar Rp. 175 Juta dalam pembangunan mobil ini. 5 jenis mobil Esemka yang lainnya dikerjakan oleh SMK-SMK lainnya. Untuk harganya, anda cukup mengeluarkan uang 80 Juta saja untuk mendapatkan mobil ini.
Mobil Komodo
Nama Komodo disematkan bukan karena bentuk mobilnya yang seperti Komodo, namun lebih pada fungsinya yang seperti Komodo, yakni selain kuat, Komodo bisa hidup di dua alam sekaligus. Seperti namanya, jangankan di lumpur, di air sekalipun Komodo sudah teruji kehandalannya. Mobil Komodo adalah garapan PT Fin Tetra Indonesia asal Cimahi, Jawa Barat. Komodo hanya mampu membawa 2 orang penumpang.
Mobil Tawon
Mobil imut ini buatan PT Super Gasindo Jaya. Mobil Tawon ini sudah mampu membawa 4 orang dan dibanderol dengan harga 48 Juta. Kapasitas mesinnya 650 cc dan mampu mencapai kecepatan hingga 85 km/jam! Diperkirakan mobil ini akan menggantikan bajaj2 di Jakarta dan juga akan diproduksi secara massal.
Mobil Arina
Mobil Arina ini kapasitas mesinnya hanya 150 cc, kecepatannya mampu mencapai 70 km/jam, namun konsumsi BBMnya cukup hemat, yaitu untuk 40 km hanya diperlukan 1 liter bensin.
Mobil Arina, merupakan singkatan dari Armada Indonesia, badan hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes). Mobil mikro Arina akan terus dikembangkan sehingga menjadi 100 persen buatan negeri. Jika sudah 100 persen lokal, harganya bakal berada di bawah Rp 30 juta.
Mobil GEA
GEA merupakan singkatan dari Gulirkan Energi Alternatif. Nama GEA diberikan karena mobil yang bentuk dan spesifikasi mesinnya sangat mirip Nano tersebut memakai bahan bakar gas yang dijamin bisa ramah lingkungan. Jika diberi izin pemerintah, PT Inka memprediksi bisa memberi harga GEA pada banderol Rp 45 juta – Rp 50 juta per unit. Mesin GEA ini berkapasitas 650 cc dan telah diuji telah menempuh 10 ribu km dengan kecepatan 85 km per jam.
Mobil Wakaba
WAKABA merupakan singkatan dari Wahana Karya Bangsa. Pembuatan mobil ini dilakukan di Universitas Pasundan dengan melibatkan tiga orang peneliti dan 12 mahasiswa universitas Pasundan. Dana pengembangannya selain dari Pemda Jawa Barat, juga dari kementrian ristek serta Unpas dan Working Group yang menghabiskan dana lebih dari Rp 200 juta. Mobil kecil itu bermesin bensin 500 cc. Mesin yang dipakai mesin buatan BPPT Kemetrian Riset dan Teknologi, dengan tingkat kecepatan yang low speed.
Mobil Marlip
Selain mobil-mobil berbahan bakar konvensional di atas, ternyata jauh-jauh hari anak-anak Indonesia sudah merancang mobil listrik. Adalah Mobil bertenaga listrik produksi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), disebut MARLIP (marmut listrik LIPI), yang merupakan salah satu wujud solusi ilmu pengetahuan dan teknologi atas krisis energi di negeri ini. Marlip di antaranya telah digunakan di rumah sakit, lokasi wisata, markas kepolisian, dan lapangan golf. Marlip juga digunakan saat peringatan 50 tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung. Namun, pemanfaatannya tetap belum signifikan.
Spesifikasi teknis Marlip adalah berkecepatan 40 km/jam untuk jalan datar dan 20 km/jam untuk tanjakan, jarak tempuh 300 km, masa aktif delapan jam, waktu pengisian baterai tercepat 2,5 jam (rata-rata 4-5 jam), dan berat kosong 300 kilogram untuk jenis city car dan smart. Harga pesanan Rp 40 juta per unit.